Aku benci kamu! Benci, tega banget kamu
ninggalin aku, kamu minta aku nunggu kamu. Tapi kenyataanya apa Riz, kamu
ninggalin aku. Kamu tahu gimana perasaan aku. Sakit Riz, sakit. Dasar
pembohong!
Tapi percuma, sampai aku nangis darah pun kamu
juga gak bakalan kembali, Allah udah ambil kamu dari aku untuk selamanya. Tiga
tahun lalu, di Taman Kenangan,
“Sayang,
hari ini aku mau pergi, tapi yakinlah aku pasti pulang, dan kamu harus bisa
sabar dan tegar hadapi kenyataan yang ada ya!. Jaga dirimu baik-baik, jangan
lupakan shalat lima waktu, dan jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu.”
Katamu waktu itu, dan menjadi kata terakhir darimu yang ku dengar, dan kamu
kecup dahi ku untuk yang terakhir kalinya juga.
Dan setelah hari itu, tak pernah lagi ada kabar
tentang mu, dan selama itulah aku sselalu menanti dirimu tanpa kepastian, tak
pernah lelah aku mencari kabar tentang mu, meski hasilnya nihil, dan sampailah
batas di mana aku harus pasrah, merelakan dirimu pergi. Karena aku juga tahu
resiko menjadi dirimu, mengabdi pada Negara yang saat ini tengah kacau balau.
Aku menerima dengan lapang dan melupakan.
Dan
saat aku telah rela, seorang sahabat datang kepadaku hembuskan kabar tentang
mu, dan saat itu aku juga sadar betapa aku belum bisa sepenuhnya rela
melupakanmu, aku masih menyimpan cinta, kamu masih menjadi seseorang yang aku
nanti, dan sangat berarti. Aku bahagia mendengarnya.
Berbekal
informasi darinya, aku kembali mencari mu, namun lagi-lagi ku harus kecewa.
Setelah sekian kali aku bertanya, semuanya, semua informasi mereka membawa ku
ke sini, sepetak tanah merah bertabur mawar tengah menanti ku.
Hati rapuhku kembali terguncang, dan aku harus
hadapi kembali kenyataan ini dengan kesendirian. “Mas Fariz, aku selalu
mencintaimu, semoga Allah memberi mu tempat yang terindah, dan mengumpulkan mu
dengan orang-orang yang beruntung.”
Ya
Allah, beri aku kekuatan tuk arungi kehidupan ini, sabarkan aku dalam
menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Beri aku ganti yang lebih baik, dan
jadikan aku yang terbaik untuknya, dan jjadikan aku ibu yang baik untuk
ana-anak ku kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar